Pages

Sabtu, 16 Januari 2016

LIFE STORY



IT’S ABOUT LIFE STORY

   Bukan salahku untuk menceritakannya, tapi indahnya senyuman dan sinar tawa kebahagiaan yang membuat tangan ini untuk mengabadikan setiap langkah , setiap momen, dan setiap yang kita perankan selama ini dalam sebuah goresan perih yang terbang bagaikan lirih.
   Ketika nafas menghidupkan semua asa yang dulunya sudah sangat terbiasa untuk tidak lagi terasa. Pada saat itu juga darah yang mengalir seakan menuntun seisi organ ke hilir untuk menggerakan apa yang sudah menjadi takdir.
   Dikala itu, dua hati yang masih sendiri mencoba saling mengartikan perasaan yang entah akan mempersatukan ataukah memisahkan.
Dulu, mereka adalah dua mata yang saling bertegur sapa
Dulu, mereka adalah dua tawa yang selalu mengalahkan jiwa
Dulu, mereka adalah dua senyum berbalas yang tesipu malu
Dan dulu, mereka adalah dua hati yang tak pernah berjanji untuk saling menyakiti.

Namun ku sadar bahwa ditiap lirih selalu ada hati yang perih
Aku pun sadar bahwa ditiap perih selalu ada hati yang sedih
Aku pun sadar bahwa ditiap duka selalu ada hati yang terluka
Namun itu semua dulu……..

   Sekarang senyuman yang indah mulai jadi tekanan yang dapat meruntuhkan semua harapan yang tergantung dalam hambatan. Yang takkan pernah terbesit dalam hati yang selalu berhati-hati namun yang akhirnya akan mati. Tawa yang mulai kusam akan wajah yang kelam , dan rasa yang tak lagi terasa hingga hujatan ini telah putus asa. Rasa ini hambar tentang kamu yang selalu tergambar dalam setiap umbar yang telah ku bakar.
   Dan kini paru-paru yang terbiasa memujamu untuk nafas hidupku, hari ini dia mencibir seakan kau orang lain. Kini tubuh yang terbiasa mengagungkan mu untuk mengisi tiap pembuluh darah yang terlihat semu, hari ini mendiamkanmu untuk sesaat dan mulai beradaptasi tanpamu disisi.
Aku sadar bahwa sebelum kenyamanan itu ada, aku akan pastikan dulu bahwa itu benar-benar cinta bukan hanya penasaran belaka. Cinta itu bukan harapan yang hanya bayang semu, bukan hanya hembusan angin atau butiran rasa.

Sekarang ku sadar kenyamanan hadir tanpa ada paksaan
Sekarang ku sadar bahwa tak ada cinta yang hadir tanpa janji yang seirama.
Sekarang ku sadar bahwa di tiap cinta ada hati yang sejalan
Dan sekarang ku sadar bahwa ditiap hati yang ikhlas selalu ada senyuman yang lepas.
bersambung....

Selasa, 29 Desember 2015

Isu Keperawatan

Isu Keperawatan: Distrisbusi dan Ancaman dari Tenaga Luar

Jakarta - Distribusi dan kompetensi masih menjadi masalah pada profesi perawat. Jumlah perawat saat ini mencapai 220.575 jiwa, berdasarkan rasio WHO, jumlah tersebut sebenarnya sudah mencukupi.

"Masih banyak perawat yang lebih suka tinggal dan bekerja di kota besar sehingga keberadaan perawat di daerah terpencil, masih minim. Apalagi kalau perawat itu pendidikannya tinggi, dia tidak mau lagi mengurusi pekerjaan yang istilahnya kotor, mereka maunya bekerja di manajemen keperawatan," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.

Buat meningkatkan kompetensinya, perawat dapat meningkatkan jenjang pendidikannya ke tingkat lebih tinggi  disertai upaya mengasah etika tata cara pelayanan pasien.

"Masyarakat sekarang kritis, saya pernah menerima SMS aduan dari masyarakat bahwa perawat di sebuah puskesmas jahat. Saya kaget juga kok menteri sampai mengurusi hal seperti ini, tapi memang begini lah fakta yang harus kita benahi bersama," ujar Nafsiah.

Perawat, kata menkes, idelanya bekerja profesional, melayani dengan kasih sayang, dan memegang teguh etika profesi.

"Pemahaman pada hal itu sangat penting, sebab pada 2015 akan diberlakukan Masyarakat ASEAN, akan banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, tidak terkecuali perawat.

Saya tidak bisa menghalau perawat asing masuk ke Indonesia. Makanya kalau mutu perawat kita tidak becus, maka kita akan kalah bersaing," ujar Nafsiah.

Namun, Nafsiah juga mengapresiasi perkembangan dunia keperawatan yang sudah mampu menghasilkan perawat dengan spesialisasi anak, bedah, kanker, lansia dan cacat.

"Ini cukup membanggakan walaupun ada pula  yang tidak mau mengambil spesialisasi itu. Di dunia internasional dunia keperawatan kita juga sudah mulai dilirik, misalnya oleh Jepang. Mereka meminta perawat Indonesia datang ke Jepang untuk merawat lansia karena perawat Indonesia dikenal ramah dan sabar," kata dia. (IZN - pdpersi.co.id)

 http://www.pdpersi.co.id/

Selasa, 23 Desember 2014

Kelainan Pada Mata

Nama : Reksa Dhia Putra
NIM   : G1D014070

Kelainan Pada Mata


Tahukah kalian mata kita merupakan organ yang tersusun oleh banyak lapisan dan saraf? Pernahkah kalian membayangkan apa yang akan terjadi jika salah satu saraf yang terdapat di mata terganggu? Apakah itu yang menyebabkan terjadinya miopi, hipermetropi dan presbiopi? Untuk lebih lanjut mari kita bersama-sama mempelajari tentang mata khusus nya tentang miopi, hipermetropi dan presbiopi.
Mata adalah struktur bulat yang dibungkus oleh 3 lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam lapisan-lapisan tersebut yaitu ada konjungtiva yang melapisi kornea dan kelopak mata, sklera, kornea, aquosus humor, pupil, iris, vitreus humor, pembuluh darah, khoroid, retina dan fovea. (Sherwood, 2011)

Mekanisme penglihatan secara normal apabila berkas cahaya masuk ke mata melalui kornea, kubah kuning di depan bola mata, yang kemudian dibengkokan sedikit ( di refraksi). Berkas cahaya kemudian melewati lensa transparan yang bisa berubah bentuk untuk mendapatkan focus yang lebih tajam dalam mekanisme yang disebut akomodasi. Cahaya melanjutkan perjalannya melewati cairan atau vitreus humor di dalam bola mata dan memberi bayangan terbalik ke lapisan retina. Retina memiliki lebih dari 120 juta sel kerucut dan sekitar 7 juta sel batang. Sel-sel ini mengubah energi cahaya yang sampai menjadi sinyal saraf. Sel batang tersebar di retina dan merespon terhadap cahaya tingkat rendah tapi tidak dapat membedakan warna. Sel keerucut terkonsentrasi di fovea membutuhkan keadaan yang lebih terang agar dapat bekerja dan dapat membedakan warna dan rincian halus. Serat saraf dari sel batang dan sel kerucut berhubungan melalui sel retina perantara menuju serat yang membentuk serat optic. Melaluinya, gambar dikirimkan ke korteks visual di otak dan dibalik ke posisi yang sebenarnya (Parker, 2007).  Seseorang dikatakan normal jika berkas cahaya yang masuk mata yang telah difokuskan oleh lensa jatuh tepat pada retina. Jika cahaya yang masuk tidak tepat pada retina, maka seseorang dikatakan memiliki kelainan pada mata. Berikut ini adalah kelainan yang terjadi terjadi pada mata.

a.    Myopia
Myopia (berasal dari Bahasa yunani “penglihatan-dekat”)  atau rabun jauh. Myopia adalah cacat mata karena mata tidak mampu melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Hal ini terjadi ketika sinar cahaya yang masuk ke mata berkumpul didepan retina dalam vitreous humor. Myopia disebabkan oleh pemanjangan bola mata yaitu jarak antara lensa retina dan mata meningkat dan  penurunan panjang fokus lensa.


Pada myopia karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu kuat maka sumber sahaya dekat dibawa ke fokus di retina tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam keadaan normal digunakan untuk melihat benda yang dekat), sementara sumber cahaya jauh terfokus didepan retina dan tampak kabur. Oeh karena itu, orang dengan myopia memiliki penglihatan dekat dengan baik dari pada penglihatan jauh, suatu keadaan yang dapat diperbaiki dengan lensa konkaf. (Sherwood, 2011)

b.      Hypermetropi
Hypermetropia adalah rabun dekat  yang disebabkan bayangan jatuh dibelakang retina. Akibatnya semakin benda yang dilihat, semakin tidak jelas terlihatnya. Pada hypermetropia bola mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah. Benda jatuh difokuskan di retina hanya dengan akomodasi, sedangkan benda dekat terfokus dibelakang retina bahkan dengan akomodasi dan, karenanya tampak kabur. 
 
Karena itu orang yang menderita hypermetropia memiliki penglihatan jauh yang lebih baik dari pada penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa ­­­konveks. (Sherwood, 2011)

  
c. Presbyopia
Lensa mata kita terdiri dari lapisan-lapisan seperti bawang. Lapisan ini terus bertambah sesuai dengan umur kita, menjadi lensa kita bertambah rata (berkurang kuat lensanya). Akibatnya, orang-orang berusia lanjut tidak dapat melihat jarak yang terlalu jauh. Disamping itu pertambahan umur juga dapat menyebabkan lensa bertambah keras dan kaku serta otot-otot siliar menjadi lemah, akibatnya daya akomodasi lensa berkurang sehingga orang juga sukar untuk melihat banda pada jarak dekat. Presbyopia dapat dibantu menggunakan kacamata bifokal yaitu kaca mata yang mempunyai dua fokus. Setengah bagian lensa yang bagian atas untuk melihat jauh dan bagian bawah untuk melihat dekat. (Surya, 2009)



REFERENSI :

Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC

Steve, Parker. (2007). Ensiklopedia tubuh manusia. London: Dorling Kindersley Limited.

Surya, Yohanes. (2009). Optika. Tangerang: PT Kandol

SENDAWA



Nama   : Reksa Dhia Putra
NIM    : G1D014070
SENDAWA


Bersendawa sesekali saat atau sesudah makan adalah hal yang biasa atau dapat dikatakan normal dan merupakan proses keluarnya gas saat perut penuh dengan makanan. Namun, jika didapatkan orang yang sering bersendawa hal tersebut dapat menelan terlalu banyak udara dan melepaskannya sebelum udara masuk perut. Beberapa individu percaya bahwa menelan udara kemudian mengeluarkan udara tersebut akan meringankan ketidaknyamanan gangguan tertentu. Individu ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja mengembangkan kebiasaan bersendawa untuk meringankan rasa ketidaknyamanan di dalam perut.
Menurut  Vela dkk (2013) sendawa dapat diartikan sebagai suara ketika udara atau gas keluar dari esofagus menuju ke tenggorokan. Istilah medis untuk sendawa itu sendiri adalah eruktasi. Sendawa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sendawa lambung dan sendawa supragastric. Sendawa lambung merupakan kegiatan involunter (tidak disadari) dan dikendalikan secara penuh oleh refleks.

Menurut Bredenoord (2013) sendawa lambung ialah keluarnya udara intragastric yang tertelan menuju ke esofagus selama TLESR. TLESR adalah singkatan dari Transient Lower Esophageal Sphincter Relaxation. TLESR itu sendiri disebabkan oleh distensi perut proksimal, dimana hal ini memungkinkan ventilasi udara dari perut. Ventilasi udara ini berfungsi dalam mekanisme dekompresi lambung dan mencegah lewatnya volume udara yang besar dari pilorus ke duodenum. Oleh karena itu, TLESR sering juga disebut sendawa lambung. Setelah di esofagus, distensi esofagus yang disebabkan oleh refluks udara memulai relaksasi reflexogenik dari upper-esophageal sphincter (UES) sehingga udara dapat lolos dari esofagus. Sendawa lambung ini terjadi 25-30 kali per hari dan hal ini bersifat fisiologis. Sendawa supragastric bukan merupakan aktivitas reflek, tetapi lebih merupakan hasil dari perilaku manusia.

Bersendawa menurut Avunduk (2008) disebabkan oleh eruktasi dari udara yang tertelan. Sendawa bisa terjadi jika volume normal udara tertelan tidak dapat masuk ke usus halus proksimal karena gangguan motilitas, gastroparesis atau obstruksi lambung, atau karena adanya kompeten LES (Lower esophageal sphincter). Dengan demikian, pasien dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), karsinoma lambung, ulkus peptikum, atau uremia mungkin mengeluhkan bersendawa. Pasien dengan penyakit kandung empedu sering bersendawa untuk alasan yang tidak diketahui. kadang-kadang bersendawa adalah kebiasaan gugup, dan udara yang tertelan bahkan tidak dapat mencapai perut sebelum eruktasi terjadi. Jarang menyemburkan gas keruh berbau menunjukkan stasis lambung kronis atau fistula gastrokolik.
Beberapa hal yang harus dihindari untuk mengurangi sendawa, yaitu :
1.      Mengunyah permen karet terlalu lama.
2.      Meminum minuman berkarbonasi
3.      Meminum dengan menggunakan sedotan
4.      Meminum minuman yang terlalu panas.
5.      Makan atau mengunyah  terlalu cepat.
6.      Hidung tersumbat, mendengkur dan sindrom sleep apnea.

Menurut Abdullah R, (2005) beberapa hal yang turut menyebabkan sendawa ialah apabila seseorang tersebut terlalu sensitive apabika dipegang, yang mana angin akan bertolak keluar apabila badan individu itu di sentuh. Dalam keadaan ini, otot badan akan menjadi keras sekaligus perut akan menjadi tegang dan angin pula bertolak keluar sehingga individu tersebut sendawa. Kira-kira 70 paratus daripada punca sendawa bukan berpunca pada factor organik. Lazimnya seseorang tersebut akan sembuh dalam tempo satu tahun. Bagaimanapun, sangat penting bagi semua orang untuk mengenali sendawa. Ini karena, salah satu pertanda seseorang tersebut berpenyakit kanker dan penyakit tertentu yang apabila mereka kerap sendawa dalam tempoh yang lama yaitu sehingga tujuh tahun.

Adapun beberapa penyakit yang dikaitkan dengan sendawa:
1.      Kanker perut
2.      Kanker esophagus
3.      Peptik Ulser
4.      Duodenal Ulser
5.      Peningkatan asam di dalam perut
6.      Kembung perut
7.      Infeksi helicobacter pylori
8.      Batu dalam empedu
9.      Sembelit

 Referensi:
 
Abdullah R, (2005). Kesehatan Keluarga. Kuala Lumur: PTS MILLENNIA

Bredenoord, Albert J. (2013). Management of Belching, Hiccups, and Aerophagia. Journal CLINICAL GASTROENTEROLOGY AND HEPATOLOGY. Vol. 11; 6-12

Vela, dkk. 2013. Manual Gastroesophageal reflux disease. USA: John Willey & sons

Chat Box