Nama : Reksa
Dhia Putra
NIM : G1D014070
SENDAWA
Bersendawa sesekali
saat atau sesudah makan adalah hal yang biasa atau dapat dikatakan normal dan
merupakan proses keluarnya gas saat
perut penuh dengan makanan.
Namun, jika didapatkan orang yang sering bersendawa hal tersebut
dapat menelan terlalu banyak udara
dan melepaskannya sebelum udara masuk perut.
Beberapa individu percaya bahwa menelan
udara kemudian mengeluarkan udara
tersebut akan meringankan ketidaknyamanan gangguan tertentu.
Individu ini dapat secara sengaja atau
tidak sengaja mengembangkan kebiasaan
bersendawa untuk meringankan rasa
ketidaknyamanan di dalam perut.
Menurut Vela dkk (2013) sendawa dapat
diartikan
sebagai suara ketika udara atau gas keluar dari esofagus menuju ke tenggorokan.
Istilah medis untuk sendawa itu sendiri adalah eruktasi. Sendawa dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu sendawa lambung dan sendawa supragastric. Sendawa
lambung merupakan kegiatan involunter (tidak disadari) dan dikendalikan secara
penuh oleh refleks.
Menurut Bredenoord (2013) sendawa lambung ialah keluarnya udara
intragastric yang tertelan menuju ke esofagus selama TLESR. TLESR adalah
singkatan dari Transient Lower
Esophageal Sphincter Relaxation. TLESR itu sendiri
disebabkan oleh distensi perut proksimal, dimana hal ini memungkinkan
ventilasi udara dari perut.
Ventilasi udara ini berfungsi dalam mekanisme dekompresi lambung dan mencegah
lewatnya volume udara yang besar dari pilorus ke duodenum. Oleh karena itu,
TLESR sering juga disebut sendawa lambung. Setelah di
esofagus, distensi esofagus yang disebabkan oleh refluks udara memulai relaksasi
reflexogenik dari upper-esophageal sphincter
(UES) sehingga udara dapat lolos dari esofagus. Sendawa
lambung ini terjadi 25-30 kali per hari dan hal ini bersifat fisiologis. Sendawa
supragastric bukan merupakan aktivitas reflek, tetapi lebih merupakan
hasil dari perilaku manusia.
Bersendawa menurut Avunduk (2008) disebabkan oleh eruktasi
dari udara yang tertelan. Sendawa
bisa terjadi jika volume normal udara tertelan tidak
dapat masuk ke usus halus proksimal karena gangguan
motilitas, gastroparesis atau obstruksi lambung,
atau karena adanya kompeten LES (Lower esophageal
sphincter). Dengan demikian, pasien
dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), karsinoma lambung, ulkus
peptikum, atau uremia mungkin mengeluhkan bersendawa. Pasien dengan penyakit kandung empedu sering bersendawa
untuk alasan yang tidak diketahui.
kadang-kadang bersendawa adalah kebiasaan gugup, dan udara yang tertelan bahkan tidak dapat mencapai perut sebelum eruktasi
terjadi. Jarang menyemburkan
gas keruh berbau
menunjukkan stasis lambung kronis atau
fistula gastrokolik.
Beberapa
hal yang harus dihindari untuk mengurangi sendawa, yaitu :
1. Mengunyah permen karet terlalu lama.
2. Meminum minuman
berkarbonasi
3.
Meminum dengan menggunakan sedotan
4. Meminum minuman
yang terlalu panas.
5. Makan atau mengunyah terlalu cepat.
6. Hidung tersumbat, mendengkur
dan sindrom sleep apnea.
Menurut Abdullah R, (2005) beberapa hal yang turut
menyebabkan sendawa ialah apabila seseorang tersebut terlalu sensitive apabika
dipegang, yang mana angin akan bertolak keluar apabila badan individu itu di
sentuh. Dalam keadaan ini, otot badan akan menjadi keras sekaligus perut akan
menjadi tegang dan angin pula bertolak keluar sehingga individu tersebut
sendawa. Kira-kira 70 paratus daripada punca sendawa bukan berpunca pada factor
organik. Lazimnya seseorang tersebut akan sembuh dalam tempo satu tahun. Bagaimanapun,
sangat penting bagi semua orang untuk mengenali sendawa. Ini karena, salah satu
pertanda seseorang tersebut berpenyakit kanker dan penyakit tertentu yang
apabila mereka kerap sendawa dalam tempoh yang lama yaitu sehingga tujuh tahun.
Adapun beberapa penyakit yang dikaitkan dengan
sendawa:
1. Kanker perut
2. Kanker esophagus
3. Peptik Ulser
4. Duodenal Ulser
5. Peningkatan asam di dalam perut
6. Kembung perut
7. Infeksi helicobacter pylori
8. Batu dalam empedu
9. Sembelit
Referensi:
Abdullah R, (2005). Kesehatan
Keluarga. Kuala Lumur: PTS MILLENNIA
Bredenoord,
Albert J. (2013). Management of Belching, Hiccups, and Aerophagia. Journal CLINICAL GASTROENTEROLOGY AND
HEPATOLOGY. Vol. 11; 6-12
Vela, dkk. 2013. Manual Gastroesophageal reflux
disease. USA: John Willey & sons
0 komentar:
Posting Komentar